Setelah mengobrak-abrik teologi kristen sebagai agama maju pada abad pertengahan, pengetahuan Barat kembali mencari korban untuk menjadikan dirinya sebagai momok. kali ini, Sebagaimana diakui Samuel P Huntington, Islam diyakini sebagai suatu kekuatan yang akan menggoncangkan power yang dimiliki Barat dan harus menjadi objek penetrasi. Berbagai diskusi dan paham yang beragendakan ancaman Islam terhadap budaya dan kemajuan kerap diekspos sebagai metode menolak konsep-konsep kemanusian yang dibawa Islam.Terma benturan kebudayaan (clash of civilizations) menjadi sangat populer pada masa masa setelahnya, dan ini pula yang sering menjadi patron dalam kebijakan politik internasional.
Pola pikir Huntingtong yang selalu mencoba membenturkan Barat dan Islam membuat ketegangan antara Barat yang disimbolkan sebagai masyarakat maju dan Islam yang disebut sebagai teroris dan berpikiran sempit semakin mengeruhkan upaya yang dibangung Khatami ketika menjabat presiden Iran tahun 1998 yang coba mengupayakan dialog Islam- Barat, hal ini semakin meruncing pasca kejadian WTC 11 september 2001.
Referensi Barat klasik maupun modern banyak pula yang menceritakan ketakutan mereka terhadap perkembangan Islam. Sayangnya, metode yang mereka pakai cenderung bersifat memojokkan Islam. Buku John L. Esposito, The Islamic Threat, Myth or Reality, (New York: Oxford University Press, 1993), menggambarkan fenomena ketakutan itu di kalangan masyarakat Barat. Dalam sejarahnya yang panjang, mitos tentang ancaman Islam di kalangan masyarakat Kristen juga sudah digambarkan dengan baik oleh Norman Daniel, Islam and The West: The Making of an Image (Oxford:Oneworld Publications, 1997). David R. Blank, dalam sebuah tulisannya berjudul “Western Views of Islam in the Premodern Period” mencatat bahwa meskipun secara keseluruhan tidak ada bukti kuat antara sikap “prejudis” terhadap Islam antara zaman pra-modern dengan zaman modern, namun ada garis-garis pemikiran tertentu yang terus berlanjut, yang mencitrakan Islam sebagai “kafir raksasa” (gigantic heresy), seperti garis pemikiran Peter the Vunerable – Raymund Lull-Martin Luther—Samuel Zwemmer. Zwemmer adalah misionaris Kristen terkenal. Martin Luther, sebagaimana banyak pendeta Kristen di zaman itu, percaya bahwa kaum Muslim (yang disebut dengan istilah “Turks”) adalah masyarakat yang dikutuk oleh Tuhan (The Turks are the people of the wrath of God). Kita masih ingat, bahwa Paus Urbanus II, ketika memprovokasi Perang Salib juga menyatakan, bahwa kaum Muslim adalah monster jahat yang tidak bertuhan. Membunuh makhluk semacam itu merupakan tindakan suci dan kewajiban kaum Kristen. (Killing these godless monsters was a holy act).